Sebab-Sebab turunnya surat Al- Kafirun arti dan tafsirnya

Jangan lupa share ya!

TANJABBARAT , kabartungkal.com – Asbabun nuzul (sebab-sebab) surat AL-KAFIRUN surat ke 109 yang terdiri dari 6 ayat ini di turunkan Allah. Kepada Nabi Muhammad s.a.w karna pada waktu itu kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Baginda nabi Muhammad s.a.w dengan di tawarkan sesuatu.

Sebagai mana dalam suatu riwayat di kemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi s.a.w , dengan menawarkan harta kekayaan agar beliau menjadi seseorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan di kawinkan kepada yang beliau kehendaki .

Usaha ini di sampaikan dengan berkata : ,,Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad , dengan syarat engaku jangan Maki-Maki tuhan kami dan menjelekannya, atau sembahlah tuhan – tuhan kami selama setahun ” Nabi s.a.w Menjawab : ,, Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku “. Ayat ini (S.109 : 1-6 ) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk menolak tawaran kaum kafir.

Dan turun pula ayat : ,,Qul afa ghairallahi ta’murunni’abidu ayyuhal Jahilun (S.39 : 64) Sebagai perintah untuk menolak ajakan orang-orang bodoh yang menyembah berhala.

Diriwayatkan oleh Ath-Tabarani dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam riwayat lain di kemukakan bahwa kaum Kafir Quraisy berkata kepada Nabi s.a.w : ,,Sekiranya engkau tidak berkeberatan mengikuti kami (menyembah berhala ) selam setahun,kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula.” Maka turun surat Al-Kafirun ini.

Dalam riwayat lain di kemukakan bahwa Al-Walid bin Al-Mughirah , Al-Ashi bin Wail , Al- Aswad bin Al- Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasullulah s.a.w dan berkata :,,Hai Muhammad ! Mari kita sama sama menembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah dengan apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engakau lah yang memimpin kami ” Maka Allah Menurunkan ayat ini ( S. 109 : 1-6 ) .

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’ad bin Mina.

Selanjutnya surat Al Kafirun adalah surat yang menyatakan pembebasan diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan surat ini memerintahkan untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala bentuk kemusyrikan.

Syirik merupakan dosa paling besar dan tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Karena itu, Muslim harus benar-benar menjaga diri dari perbuatan syirik.

Muslim juga dianjurkan untuk rutin membaca Surat Al Kaafirun tiap salat Subuh dan sebelum tidur. Salah satu keutamaan membaca surat itu sebelum tidur bisa menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang bisa menjerumuskan ke kemusyrikan.

Berikut bacaan Surat Al Kafirun ayat 1-6:

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

Katakanlah, “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”

Tafsir Surat Al Kafirun:

Allah SWT berfirman:

{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ}

Katakanlah, “Hai orang-orang kafir.” (Al-Kafirun: 1)

mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah Saw. untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun.

Maka Allah Swt menurunkan surat ini dan memerintahkan kepada Rasul-Nya dalam surat ini agar memutuskan hubungan dengan agama mereka secara keseluruhan; untuk itu Allah Swt. berfirman:

{لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}

Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun: 2)

Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.

{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}

Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 3)

Yaitu Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Lafaz ma di sini bermakna man. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

{وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}

Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 4-5)

Yakni aku tidak akan melakukan penyembahan seperti kalian. Dengan kata lain, aku tidak akan menempuh cara itu dan tidak pula mengikutinya. Sesungguhnya yang aku sembah hanyalah Allah sesuai dengan apa yang disukai dan diridai-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}

dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5)

Artinya, kalian tidak mau menuruti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam beribadah kepada-Nya, melainkan kalian telah membuat-buat sesuatu dari diri kalian sendiri sesuai hawa nafsu kalian.

Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَما تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدى

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (An-Najm: 23)

Maka Rasulullah Saw. berlepas diri dari mereka dalam semua yang mereka kerjakan; karena sesungguhnya seorang hamba itu harus mempunyai Tuhan yang disembahnya dan cara ibadah yang ditempuhnya. Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimah Islam ialah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.’ Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.

Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan cara penyembahan yang tidak diizinkan oleh Allah. Karena itulah maka Rasulullah Saw. berkata kepada mereka, sesuai dengan perintah Allah Swt.:

{لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ}

Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, dari Jabir radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah SAW membaca surat Al Kafirun dan surat Qul Huwallahu Ahad (Al Ikhlas) dalam salat dua rakaat tawafnya.

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat salat Subuhnya.

Imam Turmuzi mengatakan bahwa dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Alquran.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dari Farwah ibnu Naufal (yaitu Ibnu Muawiyah), dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepadanya, “Maukah engkau menjadi orang tua angkat dari anak yatim perempuan kami?” Muawiyah menjawab, “Kalau tidak salah dia adalah Zainab.”

Dan di lain waktu Muawiyah datang, maka Nabi Saw. bertanya kepadanya tentang Zainab, “Bagaimanakah berita anak perempuan itu?” Muawiyah menjawab, “Aku tinggalkan di rumah ibunya.” Rasulullah Saw. bertanya, “Lalu ada apakah keperluan kedatanganmu ini?” Muawiyah bertanya, “Aku datang untuk menerima suatu pelajaran darimu tentang sesuatu yang akan kubaca sebelum tidurku.”

Rasulullah Saw menjawab:

اقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ

Bacalah surat Qul Ya Ayyuhal Kaafirun, kemudian tidurlah bila telah selesai, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan.

Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Umar Al-Qatrani, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnut Tufail, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Abu Ishaq, dari Jabalah ibnu Harisah saudara lelaki Zaid ibnu Harisah, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ حَتَّى تَمُرَّ بِآخِرِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ

Artinya: Apabila kamu telah merebahkan diri diperaduanmu, maka bacalah surat Qul Ya Ayyuhal Kafirun hingga akhir surat, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan.

Dari Al-Haris ibnu Jabalah yang menceritakan bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang aku akan baca di saat hendak tidurku.” Rasulullah Saw menjawab:

إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ اللَّيْلِ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ

Artinya: Apabila engkau telah berada di peraduanmu di malum hari, maka bacalah Qul Ya Ayyuhal Kafirun, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan.

Wallahu A’lam Bishshawab.

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir.

KABARTUNGKAL.COM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *