KABARTUNGKAL.COM . Kondisi Jalan Jend A Yani (Jalan Bahagia) yang lokasinya dibelakang Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi ini dikeluhkan Warga setempat.
Pasalnya, Jalan sepanjang kurang lebih 300 meter yang ditimbun diduga menggunakan basecourse B satu bulan lalu ini menimbulkan debu. Kondisi ini kian diperparah dengan mobilitas Truk pengangkut Tanah penimbunan yang katanya untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibelakang Rumah Dinas Bupati Tanjungjabung Barat.
Sayuti Warga yang tinggal tidak jauh dari Rumah Dinas Bupati Tajungjabung Barat ini mengatakan, semenjak selesai penimbunan, jangankan untuk jualan, duduk – duduk di Depan Rumah pun susah.
“Sesak napas, debu naik ke Meja jualan, nempel di lobang angin pintu. Ini Corona belum hilang datang pulak debu. Kagek sesak napas karena debu dituduh Covid pulak,” keluh Sayuti sambil menunjukkan debu yang menempel dilobang Pintu Rumah nya, Senin sore (2/8/2021).
Kalau bisa sebut Sayuti bagaimana caranya segera di Aspal secepatnya. Karena sebelum penimbunan ini, tidak ada namanya debu masuk Rumah dan nempel di Meja.
“Kami ni jualan, kalau meja kotor cemanelah perasaan orang makan,” ungkapnya dengan logat Tungkal.
Senada Yanto Warga lainnya yang memiliki Toko Klontong di Jalan Bahagia ini juga mengungkapkan, sejak timbulnya debu, pintu Tokonya tertutup rapat. “Terpaksa lah sementara ini kita tutup. Kalau dibuka habis jualan berdebu,” sebutnya.
“Hari ni cuman dak di siram karena air PAM mati. Biasanya saya siram terus,” ujarnya.
Disinggung apa yang diharapkan dengan kondisi Jalan berdebu?, Pria yang akrab disapa Mas Yanto ini mengatakan, kalau bisa di Aspal lah.”kita bukan tidak mau nyiram tiap hari. Kalau tiap hari nyiram teruk juge buatnye,” ungkapnya.
Ucup Warga lainnya juga mengeluhkan dengan kondisi Jalan berdebu tersebut. Dikatakan oleh Pria yang akrab disapa Ucup ini, susah melihat debu masuk ke Rumah. “Kek manelah bang ye, kite ni punye anak bayi daripade jadi penyakit terpaksa tutup pintu Rumah,” ucapnya.
Saat ditanya apa harapan kepada Bupati, Ucup mengatakan mungkin sama dengam harapan Warga lainnya. Bagaimana caranya jalan ini jangan sampai nimbulkan debu lagi.
Apa yang dikeluhkan Sayuti, Mas Yanto dan Ucup lain lagi kata Mila. Warga yang tinggal di Simpang Purworejo Jalan Bahagia ino mengeluhkan sejak Jalan menimbulkan debu, dirinya masih mikir untuk menjemur pakaian diluar.
“Debu banyak kalau pakaian belum kering di jemur diluar habis terkena debu,” sebutnya.
Padahal sebelum ditimbun, tidak ada debu. Masih enak jemur pakaian. Belum lagi tiap hari debu masuk ke Rumah terpaksa disapu berulang kali.
“Kalau dak disapu bakalan anak makan dilantai berdebu,” keluhnya.
Dari pantauan dilapangan, Jalan kurang lebih sepanjang 300 meter yang sebelumnya berlubang dan sebenarnya tidak membahayakan ini ditimbun diduga menggunakan basecourse B.
Penimbunan yang diduga hanya guna memperlancar distirbusi Tanah guna pembangunan RTH dibelakang Rumah Dinas Bupati ini, dampak penimbunan Jalan bukan nya mendatangkan kebaikan bagi Warga khususnya yang terdampak. Hal ini justru sebaliknya mendatangkan masalah polusi udara. (Red)