kabartungkal.com-Cara membaca Shalawat menurut Al-Alim Al-Alamah Al-Habib Abdurrahman Bilfaqih Malang, bermacam-macam, Pertama, ada yang di ucapkan dengan suara (lisan). Semisal “Sholallahu ala Muhammad” atau dengan kalimat “Allahumma Solli ala Sayyidina Muhammad”. Dan Itu bebas.
Kedua menurut beliau membaca di dalam hati tanpa suara dalam bahasa kitabnya haditsun’nafes (khotir) terus saja membaca tanpa di hitung, kalimatnya boleh sama dengan yang pertama ataupu sholawat lainnya.
Yang Ke Tiga ada sebagian Ulama yang hobi membaca Shalawat mencampur antara suara dan tafakur. Sehingga ada Kitab yang di Tukil Ulama Berjudul “At-Tafakuru Wal I’Tibar” dimana Ulama tersebut bershalawat tapi pikirannya mengingat Nabi.
Akan tetapi tidak sedikit dari manusia yang lisannya membaca Sholawat namun pikirannya kemana mana(Bahasa Lisan). Walaupun demikian menurutnya itu hal bagus dan sudah termasuk ke dalam Hadist Nabi hanya saja belum sempurna sebab baru berupa suara belum di iringi dengan pemikiran mengingat Nabi.
Adapaun yang di tafakuri sesuikan dengan solawat yang di baca, minimal jika kita tidak mengerti dengan bahasa arab,mengetahui maknanya.
Sebab menurut Al-Alim, Al-Al-lamah Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bil Faqih pahala membaca salawat yang menyertakan pikiran(memikirkan Rasullulah saw) pahalanya berbeda.
“Siapa Siapa orang membaca Shalawat atasku maka para malaikat akan membacakan solawat baginya(memintakan ampun untuk itu orang) selagi dia bershalawat”. Al-Hadist
Selain itu Al-Habib Abdurrahman Bilfaqih menjelaskan ujar beliau biasakan di depan buku di tulis shalawat صلى الله على محمد atau shalawat yang lainnya sebab kata beliau itu memiliki Fadilah yang luar bisa yakni selagi tulisan tadi tidak hilang, tetap Allah ciptakan malaikat atau memerintahkan malaikat untuk memintakan ampun bagi si penulis shalawat tersebut.
Fahmi Zihan(AD)Tanjab Barat,kabartungkal.com,Mengabarkan.