Di tulis Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan, Minggu 13 Juni 2021
kabartungkal.com, Jakarta – Di Sumedang ini mengalir sejarah perjalanan kepemimpinan budaya Sunda yang amatlah panjang. Mulai dari berdirinya kerajaan tertua di Indonesia seperti Kerajaan Salakanagara, Tarumanegara, Kerajaan Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang.
Kerajaan Sumedang Larang unik karena dari sinilah cikal bakal penyebaran Islam di tanah Sunda.
Pangeran Santri, nama kecilnya adalah Raden Maulana Saleh, cucu dari Sunan Gunung Jati, lahir th 1503. Ia dikenal alim, pribadi yang berakhlak baik dan dihormati. Raden Maulana Saleh menikah dengan penguasa Kerajaan Sumedang Larang saat itu, Ratu Pucuk Umun. Dia mendapat gelar Pangeran Koeseoemahdinata I.
Kemudian istrinya, Ratu Pucuk Umun memeluk agama Islam, diikuti semua keluarga kerajaan dan seluruh rakyat. Karena dikenal sbg pembawa ajaran Islam ke masyarakat Sunda, ia dijuluki Pangeran Santri.
Anak mereka adalah Prabu Geusan Ulun yg di kemudian hari menjadi “pewaris” simbol kerajaan Pajajaran dan menjadi cikal bakal urutan para keturunan yang diposisikan sebagai Bupati pertama, walaupun istilah Bupati belum dikenal waktu itu. Mulailah urutan para penguasa atau Bupati yg memerintah Sumedang turun menurun.
Malam itu ziarah ke Makam Pangeran Santri, sebagai penghormatan pada pribadi mulia yg mengantarkan penyebaran Islam di tanah Sunda. Beliau wafat pada 1579.
Malam itu atas kebaikan Bupati Dony Ahmad Munir, menginap di kediaman resmi Bupati Sumedang. Sebuah bangunan kuno dengan kamar-kamar berukuran amat luas. Tidur pulas dng amat natural di kamar tua, walau katanya banyak cerita supranatural di kamar itu 🙂
Pagi harinya, setelah subuhan di Masjid Agung, silaturahim dengan keluarga keturunan Pangeran Santri dan mengunjungi museumnya.
Sebuah kunjungan penuh hikmah. Pelajaran bagi kita bahwa umur bisa lebih panjang dari usia.
Usia adalah masa hidup biologis, tapi umur adalah masa hidup sejarahnya. Umur jadi panjang karena cerminan peran bagi umat manusia di zamannya.
Sebagaimana Pangeran Santri yang pribadinya mulia, akhlaknya terpuji, kerjanya bermanfaat untuk rakyat, membuat umurnya jadi amat panjang. Beliau wafat 442 tahun yang lalu tapi jasanya dikenang sampai sekarang. Semoga itu semua jadi pengalir pahala tanpa henti baginya.